Difusi Inovasi merupakan suatu proses pengkomunikasiaan inovasi
melalui saluran-saluran teirtentu di kalangan anggota suatu system sosial.
Difusi adalah suatu corak khusus komunikasi, yang pesan-pesannya mengenai
ide-ide baru. Komunikasi adalah proses yang para pesertanya bersicipta dan
bersitukar informasi untuk mencapai kesepakatan bersama. Batasan ini berarti
bahwa adalah proses memadu (atau memisah) karena dua orang atau lebih bertukar
informasi atau bersidekat (atau bersijauh) dalam memakai peristiwa-peristiwa
teretentu.
Model difusi inovasi
yang kemudian banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan.
Pada awalnya ia terinspirasi dari pemikiran seorang sosiolog Perancis, Gabriel
Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve).
Kurva ini menggambarkan bagaimana inovasi diadopsi dengan menggunakan dua
sumbu, sumbu pertama menggambarkan tingkat adopsi sedangkan sumbu yang lainnya
menggambarkan dimensi waktu. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped
diffusion curve is of current importance because “most innovations have an
S-shaped rate of adoption”.
Teori Difusi Inovasi
adalah teori yang menjelaskan proses suatu inovasi disampaikan melalui
saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem
sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu
“as the process by which an innovation is communicated through certain channels
over time among the members of a social system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa
difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan
penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers
(1961) difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention
or creation to its ultimate users or adopters.”
Lebih lanjut teori yang
dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan
dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain
menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu
inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang
berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup :
1) atribut
inovasi (perceived atrribute of innovasion),
2) jenis
keputusan inovasi (type of innovation decisions),
3) saluran
komunikasi (communication channels),
4) kondisi
sistem sosial (nature of social system), dan
5) peran agen perubah (change agents).
Sementara itu tahapan
dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
1. Tahap
Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil
keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat
dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.
2. Tahap
Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan
lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik.
3. Tahap
Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil
keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi
atau penolakan sebuah inovasi.
4. Tahapan
Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil
keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.
5. Tahapan
Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil
keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau
penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
Secara
sederhana, teori ini diterapkan dalam kegiatan pelaksanaan kebijakan baru
seperti konversi minyak tanah ke gas. Pemerintah sangat aktif mensosialisasikan
betapa bermanfaatnya peralihan penggunaan bahan bakar ini bahkan menyediakan
tabung gas berukuran 3,5 kg dengan harga terjangkau. Akan tetapi kebijakan ini
tidak begitu mendapat respon positif karena adanya aspek sosial budaya
masyarakat indonesia yang diabaikan bahkan kebijakan ini cenderung salah
sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar